art, cinta, Girl, modern, relasi, sastra, sosial, story, Uncategorized

Jalan—-

Lukisan lama tergeletak saja di sudut ruang 3×4
Lukisan abstrak kuning dan hitam
Seakan mengamati gerak gerik siapapun yang lewat didepannya
Apa Kabar?

Sudah cukup lama tangan ini bergerak
Sudah cukup lama kaki ini melangkah
Untuk kembali atau melupa?

Berdiam di depan rak buku coklat tua
yang bahkan tidak pernah tersentuh sekali lagi saja
Debu bergelimang diatasnya
Berharap huruf demi huruf masuk melalui mata
Lalu tetap pergi membawa duka

Sudah cukup lama tangan ini bergerak
Sudah cukup lama kaki ini melangkah
Untuk kembali atau melupa?

Petikan dari gitar putih yang mulai lusuh
memainkan nada yang bimbang namun tetap utuh
mencari kesunyian dan meninggalkan gundah yang merayap jauh

Berharap kembali dan
Meninggalkan lupa

Np: The Sound of Silence – Monita Tahalea

cinta, sastra, story

Pada Dusta, Takluklah Ia.

lalu seorang itu pergi menemui kekasihnya di ujung kanan jalan
tepat di sebrang taman kota di bawah jembatan layang
kekasihnya membawa tas yang diselempangkan pada pundaknya
kekasihnya membawa tas yang ditenteng pada jemari tangan kirinya
kekasihnya membetulkan letak kacamata yang turun sampai pangkal hidungnya
lalu seorang itu pergi menemui kekasihnya di ujung kanan jalan
tepat di sebrang taman kota dibawah jembatan layang
ramai kendaraan berhamburan di tengah jalan
motor ke kanan
motor ke kiri
mobil ke kanan
mobil ke kiri
seorang itu diam di kursi pengemudinya
kekasihnya menghampiri mobil yang diam di ujung kanan jalan
tepat di sebrang taman kota di bawah jembatan layang
kekasihnya membuka pintu mobil dan duduk di kursi sebelah kiri
kekasihnya tersenyum dan menatap mata seorang itu dalam
dalam-dalam ia tarik nafas
dalam-dalam ia tersenyum
dalam-dalam ia menunduk perlahan
seorang itu tersenyum dan menatap mata kekasihnya dalam
dalam-dalam ia tarik nafas
dalam-dalam ia tersenyum
dalam-dalam ia menunduk perlahan
kekasihnya tau seorang itu menahan kata
kekasihnya tau seorang itu menahan lara
seorang itu tau kekasihnya menahan kata
seorang itu tau kekasihnya menahan lara
dengan tenang mereka tenggelam dalam pelukan
dengan tenang mereka tenggelam pada pundak
dengan tenang mereka meneteskan air mata
tanpa suara
hanya menahan lara
seorang itu menjebak kekasihnya dengan dusta
kekasihnya menjebak seorang itu dengan dusta
seorang itu terjatuh dalam dusta
kekasihnya terjatuh dalam dusta
dengan tenang mereka menari-nari di dalamnya
dengan tenang mereka berputar-putar di antara sarang-sarang penuh murka
seorang itu tidak tahu apa
kekasihnya itu tidak tahu apa
sampai akhirnya mereka berputus asa

[Yogyakarta, 13 Agustus 2018]
03:05
np: Overture – Lights and Motion

art, cinta, sastra, story

Lalu Ia

lalu ia berdiri di persimpangan jalan
melihat ke kanan dan ke kiri
motor-motor lewat diam-diam
pengendara diam-diam memperhatikan
lalu ia berdiri di persimpangan jalan
di atas trotoar hitam putih
ditumpu sepatu hitam beralas putih
melihat ke kanan dan ke kiri
mobil-mobil lewat diam-diam
pengendara diam-diam memperhatikan
lalu ia berdiri di persimpangan jalan
menundukkan wajahnya menatap aspal abu-abu
semut-semut lewat diam-diam
semut-semut diam memperhatikan
lalu ia berdiri di persimpangan jalan
dengan tangan bergetar mengepal
awan-awan lewat diam-diam
burung diam-diam memperhatikan
lalu ia berdiri di persimpangan jalan
gelap malam lewat diam-diam
cahaya jingga diam-diam memperhatikan
lalu ia berdiri di persimpangan jalan
menunggu.

art, cinta, sastra

3 x 4 pukul 2.00

wanita itu memakai kaos hitam tanpa lengan
menyesap kuat-kuat rokoknya
memejamkan mata yang mulai basah
bibirnya bergetar menahan
menyendiri lagi ia
didalam ruang 3 x 4
terpuruk di sudut kanan ruang berdinding putih
denting jam mengisi kosongnya jiwa
menunggu datangnya pagi
sebatang rokok ia nyalakan lagi
asap mengepul dan pergi mengikuti arah angin
ia hisap
ia hirup
sesak di dada
sesak di hati
kakinya lesu
tangannya membeku
terkurung lagi ia pada rasa
mencoba merentas duka yang tertera pada lara
mengikis rindu yang kian membelenggu
ia ada pada jam 02.00
sendiri ia diterpa air mata ditelan gelap malam disudut kelamnya cahaya
adakah yang kan mengisi kosongnya jiwa
saat dirinya tak mampu
adakah yang kan menarik tubuhnya berdiri
saat dirinya tak mampu
adakah yang kan melihatnya
saat dirinya tak mampu

 

 

 

art, cinta, Girl, modern, sastra, story, Uncategorized

Roda Menuju Rumah

Raga pergi keluar rumah
dengan sepeda ia melaju perlahan
kayuh, kayuh, kayuh sepeda kuat-kuat
menatap jalan di depan
polisi tidur 5 cm tingginya
rem di sebelah kanan ia tekan kencang
melaju lagi ia
dilewati gadis yang duduk di kursi roda
rambutnya hampir habis digerogoti makhluk asing
tebalnya sweater merah ia rekatkan pada tubuh
kulitnya putih pucat
walaupun gincu merah melekat
menatap ke langit
matanya kosong
seorang nenek berdiri di belakangnya
memegang pegangan kursi roda
Raga berhenti sepersekian menit
melaju lagi ia
menatap jalan di depan
polisi tidur 5 cm tingginya
rem di sebelah kanan ia tekan
putar balik
berhenti di sebelah gadis yang duduk di kursi roda
Grey nama gadis itu
manis
matanya kosong
namun tersenyum
manis
Raga pria pertama di luar sekolah yang mengajaknya berkenalan
Grey gadis pertama di luar sekolah yang ia ajak berkenalan
mereka melaju bersama
seorang nenek berdiri di belakang mereka
memegang pegangan kursi roda
dan membantu mendorong sepeda
Grey menyuruh nenek pulang
berdua sekarang
Grey
Raga
Grey dengan kursi rodanya
kursi roda yang ia dapat setelah mengalami kecelakaan
hilang penglihatan
hilang kakinya
Raga mengayuh pelan sepedanya
sepeda yang ia dapat setelah umurnya beranjak 3 tahun
kakinya lumpuh sejak lahir.

 

 

art, cafe, cinta, coklat panas, Girl, instagram, isntagram, modern, relasi, sastra, sosial, Uncategorized

Jakarta 011

menyusuri 1,5 km trotoar kota Jakarta
dihiasi bisingnya kendaraan bermotor yang melintas di kanan, kiri tubuh.
playlist tetap berputar dari ipod yang terpasang di saku sebelah kiri
mataku lurus menghadap megahnya kota.
namun kakiku terseret-seret entah pergi kemana
11 Juni 2018
sepi sekali
ramai berkeliaran
sepi tertumbuk rasa
sepi hampa menjadi bulir di bilik kelambu
marah menguak bersamaan teriknya mentari di siang-siang
terasa hangat nampaknya namun dingin
berguguran ia, sang kelopak, sang daun
jatuh tergeletak di kelopak mataku
kelopak matamu terbelalak besar
lihatlah dunia katamu
kutatap penuh tanda tanya
dunia apakah yang kudiami
yang penuh rasa sakit dan kebencian
sukar sekali menemukan cinta dan sukacita
hanya 2-3 jam ku akhirnya menemukan
sampai terpisah sekali lagi
ia ke kanan
ia ke kiri
kelabu disana
kelabu disani
sepi sekali
bahagia yang kutuliskan tertutup
kesedihan yang kurasa terbuka penuh
sampai ia bergumul dengan angin
terbawa pergi ke tempat antah berantah
ke sebrang sungai yang sering kulewati bersama perahu kuning
lalu mengalirlah ia bersama air keruh menuju hilir
sampai ke sebrang samudra yang tak kutahu lagi
tidurlah ia di atas singgasana yang terbuat dari embun
bersama rasa goyah yang menggoyang hati dan jiwa dan raga
terang diujung sana tak mampu melumpuhkan apa-apa
gelap diujung sana tak mampu mematikan apa-apa
ikatan waktu meramu menjadi sepasang roda yang berputar cepat sekali
sampai aku tersadar dan terbagun dari waktu yang usang
entah ingin kemana
aku duduk diam
di pinggir sungai
bersama perahu kuning
dan angin yang berhembus kencang namun air tetap diam tenang.

[np: skinny Love-Birdy]

art, cafe, cinta, coklat panas, Girl, instagram, modern, relasi, sastra, sosial, story, Uncategorized

Terang

perjalanan dimulai
Dimulai.
Dimulai.
Seorang anak melihat ke langit di malam hari. Tampak hitam dengan beberapa titik cahaya berkelip-kelip yang ia kenal dengan sebutan Bintang
Tampak bentuk sabit dengan cahaya kuning bersinar lebih besar dari semua yang berkelap-kelip.
Anak kecil itu memanggilnya Bulan.
Sambil tersenyum ia membayangkan memanjat menaiki tangga untuk sampai ke bulan lalu mengambil salah satu bintang untuk dibawanya pulang ke rumah.
Dengan bangga ia akan memamerkan ke teman-teman di kompleknya kalau ia mendapat bintang dengan menaiki tangga sambil menembus gumpalan-gumpalan awan berbentuk macan. Semua anak akan merasa iri tehadapnya.
Anak kecil itu akan menaruh bintang itu di sebelah kasur tipisnya yang menempel di lantai. Seraya berdoa ia akan membisikan harapan yang ada di hatinya kepada bintang.
Tidak ingin menyakiti sang bintang, ia kembali menaiki tangga menuju bulan lalu mengembalikan bintang itu ke sebelah bulan berharap mereka akan tetap berdampingan.
Anak kecil itu turun lagi lalu tertidur.
Ia bangun di pagi hari sambil tersenyum dan menyapa nenek kakeknya di meja makan dengan girang dan juga menyapa ayah,ibu, dan adiknya di foto berbingkai hitam yang tertempel di dinding rotan.
dengan semangat ia memakai sepatu hitam dan seragam sekolahnya yang lusuh dan tampak menguning.
berlari ia sambil menyapa langit, bintang, semesta
berharap sang bintang mengabulkan permohonannya yang rahasia itu.
bintang jatuh.
di pagi hari.
tak terlihat ia.
namun di waktu yang tepat.

art, cinta, Girl, modern, relasi, sastra, sosial, story, Uncategorized

Angin Kencang, Topi Hitam dan Noda Basah itu.

seorang gadis yang berdiri di sebelah halte dengan rambut hitam bergelombang menutupi bahunya.
hujan rintik-rintik mulai turun perlahan
menyiasakan noda basah di bumi.
bus melaju perlahan-lahan mulai berhenti tepat di depan halte.
laki-laki memakai topi hitam dengan kemeja batik keluar perlahan dengan awalan kaki kiri.
angin berhembus kencang membawa daun-daun berterbangan.
bus melaju pergi meninggalkan halte
seorang gadis mengencangkan ikatan kancing pada jaketnya.
laki-laki berdiri di sebelah halte
angin kembali berhembus kencang menerbangkan dedaunan
seorang gadis menatap laki-laki bertopi hitam di sebelah kanannya.
laki-laki menunduk berusaha membuka payung dari tasnya.
percikan air dari kendaraan bermotor mengotori baju dan celana laki-laki dan gadis.
laki-laki melirik orang disebelahnya yang ternyata seorang gadis.
bus kedua dengan jurusan berbeda dari bus pertama mulai melaju berhenti tepat didepan halte
seorang gadis masuk ke dalam bus dengan awalan kaki kanan.
angin berhembus kencang bersamaan dengan hujan dan daun-daun yang beterbangan
gadis itu pergi
laki-laki terbang bersama angin dan daun-daun mengikuti laju bus kearah utara
angin kencang sekali lagi bertiup kencang
membawa laki-laki kearah timur

-selasa siang.

art, cafe, cinta, coklat panas, Girl, instagram, modern, relasi, sastra, sexy, sosial, story, Tuhan, Uncategorized

malam dan rindu dan malam dan rindu dan malam dan rindu dan malam dan rindu

malam telah datang, sementara itu 2 bibir masih terpaut satu sama lain, bercumbu debawah langit malam, dan diantara bintang-bintang.
seperti hujan di musim panas
aku merindukan tiap detik dan tiap sentuhan tanganmu.
lalu bergoyanglah hati dan raga dan pikiran
tatkala banyak orang berseru untuk menjauh
kau tetap disini
bersama bintang malam dan lagu dari radio mobil yang terus bersenandung tanpa satu dari kita mau mematikannya yang seakan terus mengalun merasuk kedalam hati dan keluar atas segala sikap dari kau dan aku.

bintang jatuh
kami memejamkankan mata dan mengucap permohonan tanpa dari kita tau apa itu.
bintang kembali menghilang.
lalu kau menghilang.
dan kini benar-benar menghilang.
pertemuan singkat terasa memanaskan mataku sampai tanpa sadar, butiran air keluar.
mengalir deras.

aku berdiri di trotoar jalan menikmati lampu kota di malam hari
suara kendaraan motor lewat satu persatu
sampai akhirnya kau melewatiku.
ingin kusapa, kau terlanjur menjauh
lagi.

lagi
lagi.
menikmati punggungmu saat penyanyi kesukaanku tampil diatas panggung
atau membayangkan menggenggam tanganmu yang besar dari kejauhan
kita dekat, sangat dekat
aku ingin kembali berbagi kisah sambil menatap mata sayumu akibat lelah.
memelukmu setiap jatuh dan membangunkanmu untuk bangkit.
sudah.

bintang jatuh
aku memejamkan mata sambil memanjatkan permohonan yang tak seorangpun tau. termasuk kau.
bintang pergi
ia pergi.

np : Time After Time – Iron&Wine

art, cafe, cinta, coklat panas, Girl, instagram, modern, relasi, sastra, sexy, sosial, story, Uncategorized

Bitiya malam itu.

 

tumblr_nyssuyNFzz1rti241o1_500.jpg

malam telah larut, sementara bitiya dengan dress mininya baru usai dari menunaikan ibadah partynya di salah satu bar di Jogja. berkenalan dengan laki-laki, berciuman, membuka selangkangan sudah menjadi hal yang biasa baginya. kadang ia bertanya-tanya.
“apa yang ada di di dalam selangkangan?” mengapa banyak orang begitu tertarik, terutama lelaki. mengapa begitu takluk dihadapannya?
5 shots Iceland habis di tangannya. kepalanya mulai berputar kuat. tubuhnya mulai lunglai terbawa suasana dan lagu yang masih saja terus berputar padahal sudah jam 4 dini hari. lagi-lagi sepasang tangan mulai memegang dan menariknya dari kursi bar.
ia berada di dalam mobil. sebelah kiri supir tepatnya. ia tertidur.
Bitiya merasa tangannya ditarik lagi masuk ke dalam sebuah ruangan dengan kasur besar di tengah, dihias dengan kursi, meja rias dan tampak pot dengan bunga berwarna kuning didalamnya. laki-laki ini tersenyum melihat ke wajahnya.
Bitiya terbaring di atas kasur sambil terus mengguling-gulingkan badannya karena pusing dan merasa tidak enak pada bagian perutnya. ia seakan sudah siap jika laki-laki yag membawanya ini membuka selangkangannya dan menidurinya. seperti pria lainnya.
pria itu masuk ke dalam kamar mandi.
Bitiya sudah tau yang akan terjadi selanjutnya.
laki-laki itu akan membuka seluruh baju di badannya, lalu keluar kamar mandi dengan bertelanjang dada, menghampirinya yang sedang melenguh akibat sakit dikepalanya, mengecup bibirnya lalu diakhiri dengan persenggamaan yang akhirnya saat bangun pagi dan sadar, pria itu akan meninggalkan Bitiya di kamar dengan lemabaran merah yang bahkan tidak ia minta.

cek.
laki-laki itu keluar dari kamar mandi.
ia berpakaian lengkap, rambutnya tampak basah seperti habis dibilas.
ia mengampiri Bitiya di kasurnya. menatap wajahnya lekat, lalu mengelus wajahnya dengan sangat lembut.
ia bangkit berdiri.
menulis sesuatu di kertas kecil dan meletakkannya di meja di sebelah kasur.
ia memakai sepatunya.
lalu pergi.
Bitiya tertidur.

cek.
Bitiya terbangun sambil memegang kepalanya.
ia lari ke kamar mandi lalu memuntahkan isi perutnya. akhirnya.
ia kembali ke kasur dan mencari tasnya. ada di atas meja di sebelah kasur.
ada kertas kecil dibawah tasnya.
ia ambil dan ia baca

Selangkanganmu bukan barang murah, dan kamu bukan barang untuk dijual.
maka jangan bertingkah seperti kamu adalah barang apalagi murah. 

-k